Desain logo: Kriswandaru
Tanggal 2 Juli 2022 kemaren, sudah di buka nih rangkaian acara menuju HUT ulang tahun paroki kita tercinta yang ke-40. Acaranya luar-biasa rame, asik, banyak yang antusias banget untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan. Ada Gowes Guyub, Singing Contest, Senam Sehat, Lomba Mewarnai, ada juga penampilan PenSi dari adik-adik PIA sampai dengan Pasar Rakyat.
Nah pas saya nganter anak saya yang ikutan lomba mewarnai, saya itu kedapatan ngamatin dengan seksama menyoal logo HUT paroki nya. Eye-catching banget, warnanya biru ngejreng, samar-samar itu angka ’40’ nya itu kayak bentuk gagang pintu gitu lho.
Sepemahan saya, membuat sebuah logo, itu pasal penting lho, apalagi untuk sebuah perhelatan penting, ngga boleh asal-asalan sembarangan, harus ada tata-krama nya, baik dari bentuk logo nya itu sendiri sampai dengan pemilihan warnanya.
Logo itu ga cuman sekedar gambar, lambang ataupun tulisan, karena logo adalah sebuah brand image – sebuah identitas, maka sebaiknya logo itu selain enak dipandang haruslah yang mengandung makna, doa dan juga harapan yang inline – yang sejalan dengan visi dan misi dari si empunya logo itu.
Maka dari itu, saya coba menanyakan langsung kepada sang desainer logo untuk mengkonfirmasi langsung, filosofi apakah yang terkandung dari logo HUT-Paroki Gereja Santa Maria Fatima yang ke-40, mari disimak berikut ini:
Desain modern dipilih sebagai simbol gereja masa depan.
Kenapa logo nya harus simbol “GEREJA MASA DEPAN”? Kenapa ngga masa kini atau masa lalu ya? Sejarah juga kan penting?
Menggunakan simbol masa depan bukan berarti melupakan masa lalu, namun justru mengingatkan dan menunjukkan bahwa di depan sana ada masa depan milik anak-anak muda. Tugas Gereja masa kini justru mempunyai tugas yang sangat berat karena harus menyiapkan anak muda sebaik mungkin, sedini mungkin termasuk melibatkan peran anak muda sejak dini.
Warna Biru: melambangkan warna ciri khas Bunda Maria.
Kenapa warnanya harus biru khas Bunda Maria? Kan ulang tahun gereja deketan juga sama ulang tahun RI? Kenapa ngga merah-putih aja?
Memilih warna biru karena pelindung paroki kita adalah Santa Maria Fatima dengan warna khasnya biru, sehingga diharapkan lebih menyatu. Secara psikologis warna, warna biru ini juga melambangkan keharmonisan, ketenangan, serta kedamaian bagi manusia, justru ini Indonesia banget.
Warna Biru Tua dan Muda: melambangkan telah terjadinya gerakan perubahan dalam tubuh gereja, dimana generasi tua memberikan kesempatan kepada generasi muda sebagai pemilik gereja masa kini dan masa depan.
Angka 40: menunjukan paroki memasuki usia yang ke-40.
Angka 4 dan 0: adalah stilasi dari bentuk handle dan pintu atau jendela, yang mengartikan bahwa gereja tidak hanya melihat ke dalam saja, tetapi justru berani membuka diri, melihat keluar, mengikuti perkembangan dunia yang luar biasa pesat, tanpa menghilangkan prinsip dasar gereja.
Lalu gimana nih awal mulanya terinspirasi membuat logo kayak gagang pintu ato gagang jendela?
Hahaha, inspirasinya muncul di awal, namun baru bisa dieksekusi di akhir, yaitu bagaimana mau mem-visualisasikan bahwa gereja terbuka bagi siapa saja, gereja membuka diri, maka kemudian yg muncul adalah gagang pintu dengan mengubah posisi angka 0, detik-detik terakhir sebelum deadline pembuatan logo.
Nah bagi kalian yang punya hobby atau sekedar tertarik atau bahkan ingin memperdalam dunia artistik khususnya fotografi dan jurnalistik, boleh dong gabung di acara PELATIHAN MEMOTRET DAN MENULIS BERITA yang juga di selenggarakan dalam rangka menyemarakan HUT PAROKI kita yang ke-40.
Link pendaftaran ada disini: