Setelah 2 tahun lamanya di terpa badai COVID-19, akhirnya pada tanggal 28 Agustus 2022 kemarin, kami umat Wilayah Fransiskus Xaverius Lingkungan 2 akhirnya mengadakan ziarah rekreasi ke Kerkop Muntilan untuk mengenang Romo Kardinal Justinus Darmojuwono.
Ziarah di ikuti 34 umat, terdiri dari gabungan antara PIA, PIR, OMK dan umat senior.
Sekilas tentang Romo Kardinal Justinus Darmojuwono, yang namanya di abadikan sebagai nama salah satu gedung di Gereja Santa Maria Fatima, beliau adalah pastor pertama yang berkarya di paroki kita.
Lahir 2 November 1914 dan wafat pada 3 Februari 1994 saat berusia 79 tahun. Ditahbiskan sebagai Imam Keuskupan Agung Semarang oleh Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ pada 25 Mei 1947. Ditahbiskan sebagai uskup pada 6 April 1964, menggantikan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ oleh Mgr. Ottavio De Liva. Dan akhirnya diangkat oleh Paus Paulus VI menjadi Kardinal Indonesia pertama pada Konsistori 26 Juni 1967 dengan gelar Kardinal-Imam Santissimi Nome di Gesù e Maria in Via Lata.
Dalam karya-karyanya, Romo Kardinal Justinus Darmojuwono sangat memperhatikan pentingnya peran keluarga-keluarga Katolik sebagai sebuah Gereja Kecil. Menurut Beliau, Keluarga merupakan kelompok terkecil dan yang paling efektif dimana Iman dan aspirasi Katolik dihayati, dicari dan dikembangkan. Bahkan dari 25 surat gembala yang pernah ditulisnya, 7 diantaranya selalu menyinggung tentang keluarga.
Setelah berziarah, berdoa dan nyekar bersama di Kerkop Muntilan, dilanjutkan menuju Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Yogyakarta untuk berdoa bersama dan jalan salib.
Ada beberapa fakta sejarah yang unik dan menarik dari GHKTY Ganjuran ini.
Didirikan oleh keluarga Scmutzer berdarah Belanda yang bukan pastur, melainkan pengelola pabrik gula Gondang Lipuro. Selain mendirikan Gereja, keluarga Scmutzer juga mendirikan sekolah rakyat, rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dan rumah sakit Panti Rapih.
Adanya arsitektur candi yang ada di satu kompleks bersama gereja memadukan arsitektur Eropa, Jawa, Hindu serta Budha. Akulturasi budaya Jawa disuguhkan dalam bentuk joglo sebagai gaya arsitektur Gereja, dan budaya Hindu dalam Candi di mana di dalamnya terdapat patung Yesus dalam busana kebesaran Jawa.
Berdoa di candi Ganjuran atau gerejanya dipercaya bisa mengabulkan permohonan. Terdapat mata air di bawah candi yang biasa didoakan oleh para peziarah dengan harapan dapat menemukan kesembuhan bagi yang sakit. Beberapa peziarah ada yang membawa pulang atau meminum air tersebut dalam sebuah botol atau jirigen kecil setelah didoakan. Bagi yang memiliki ujub atau keinginan, berdoa Novena malam Jumat pertama dipercaya mujarab untuk mengabulkan keinginan.
Sekian cerita singkat dari kami umat Wilayah Fransiskus Xaverius 2.