Pertemuan APP ke 2 dan Ke 3.
Pertemuan APP ke 2 dan ke 3 Umat Lingkungan I sudah dilaksanakan di kediaman Bp. Heru Meidi, Jl. Trunojoyo. Pada Pertemuan APP kita ini juga sekalian dengan Pertemuan Lingkungan rutin bulanan. Sukacita dan kegembiraan juga ikut mewarnai pertemuan ini. Karena kebetulan ada 2 orang umat kita yang merayakan Ulang tahun di hari itu, yaitu Bp.Al.Sasmita dan Ibu Diana Padang Heru Meidi. Pertemuan ini dihadiri oleh 28 orang, sungguh luar biasa antusias umat untuk kembali berkumpul dalam persaudaraan. Ini membuktikan bahwa umat Lingkungan 1 sangat rindu berkomunitas.
Dalam Pertemuan APP ke 2 ini dipandu oleh Ibu Sandra dan pertemuan APP ke 3 di pandu oleh Bruder Stef .
“Yesus Melihat Iman Mereka Belarasa Kehidupan Kesehatan dan Penderitaan Sesama”
Semua akan dipulihkan pada saat yang tepat seperti dalam pengalaman orang lumpuh di sembuhkan.
Bagaimana dengan segala cara orang lumpuh itu berusaha menemui Yesus.
Dalam bacaan tersebut betul-betul menumbuhkan belarasa senasib dan sepenanggungan dimana orang banyak berusaha membongkar atap supaya orang lumpuh itu dapat datang menemui Yesus.
Dalam kerapuhan kita, kita tetap wajib berbelarasa terhadap penderitaan yang dialami orang lain.
Kita harus mampu membangkitkan semangat orang lain dalam penderitaan,dan disaat kerapuhan kita sendiri, kita tetap selalu bersandar pada Tuhan Yesus.
Orang sakit pun harus ada semangat untuk sembuh, karena Tuhan tidak pernah menguji tetapi Tuhan mau melihat kesetiaan kita masing-masing. Pengalaman sakit harus kita lihat dengan kacamata iman, semua itu harus diterima dengan sukacita. Kita tetap harus berdoa dan tetap setia kepada Tuhan Yesus.
Pengalaman sakit, kehilangan, derita memang tidak bisa di tolak, tetapi manusia dapat berjuang bersama Tuhan untuk mengatasinya, dan tetap setia dalam karya keselamatanNya.
“Membangun Komunitas yang berbelarasa”
Apa yang selama ini sudah kita perbuat, baik untuk diri sendiri dan orang lain? dan bagaimana kita membangun persaudaraan terhadap orang lain?
Membangun komunitas tidak mudah, tapi dengan kepercayaan dan kuatnya iman mereka kepada Yesus apa yang mereka lakukan sungguh nyata dan luar biasa. Tanpa takut apabila tertular, mereka percaya bahwa sakit mereka akan disembuhkan.
Dalam masa pandemi ini rasa belarasa kita makin luntur, contohnya :
- Jika ada orang yang meninggal, semangat belarasa kita berkurang / luntur.
- Mari kita tingkatkan lagi ketulusan untuk berbelarasa, bangkit dan semangat untuk mereka yang dalam penderitaan dan berkesusahan.
- Rasa kerinduan kita untuk Ekaristi luntur, kadang orang lebih memilih untuk misa online daripada misa offline ke gereja. Padahal dengan misa offline itu kita berkesempatan untuk menerima Tubuh Kristus secara nyata.
- Kita sebagai orang-orang muda seharusnya lebih semangat karena kita masih diberi kesempatan melakukan segalanya dengan baik. Kita contoh para lansia yang dengan segala keterbatasannya rajin ke Gereja mengikuti misa harian, itu menunjukkan kerinduaan mereka terhadap Ekaristi.
- Semangat membangun paguyuban yang berbelarasa menjadi komunitas untuk meneguhkan orang lain. Kita yakin Tuhan pasti jaga dan damping langkah kita
Berkah Dalem Gusti.